Selasa, 15 Februari 2011

Citra berbeda

Pers, berita, informasi. Ketiga hal itu sudah menjadi bagian dalam diriku ini. Mengabdi kepada Negara ini dan menjadi seorang distributor informasi dari suatu rekaan peristiwa kepada seluruh masyarakat luas adalah sebuah kemuliaan yang diberikan padaku. Aku menunjuk diriku sendiri seperti seorang rabi, nabi, seorang Paus yang memberikan sebuah informasi kepada para umat yang menyaksikanku.
Yah... lain dari hal itu, aku adalah seorang reporter web yang berisi berita berita aktual. Seorang pria single yang bekerja tetap menjadi reporter selama 4 tahun. Mendapat karyawan terbaik tahun ini selama 3 kali berturut turut, selalu mendapat kiriman bunga setelah aku pulang kerja, dan mendapat SMS pemuja rahasia tak dikenal dengan 10 nomer berbeda setiap hari.
Terganggu? Tidak.
 Aku mengagungkan pekerjaanku, tanpa aku mereka tak akan tahu apa yang terjadi di Barat bila mereka di Timur. Tanpa aku. Mereka tidak akan bisa tersenyum berbicara politik setelah melihat berita Headline. Yang pasti, terutama, tanpa aku program ini tak akan berjalan, rating acara headline ini akan stagnan. Karena aku yang tebaik di bidangku kau tahu, akuyang terbaik. Mungkin masih ada seseorang yang lain, tapi mereka jauh berada di bawah levelku.
Aku adalah pereportase individu, yang berarti aku selalu mereportasekan seseorang dengan keadaan tertentu, aku bukanlah seorang reportase yang berhadapan dengan bencana ataupun arus mudik.
No, No, No. kuharap mereka tidak akan pernah memberikan pekerjaan seperti itu padaku. Dengan menjadi pereportase individu aku bisa mengetahui berbagai citra seseorang. Bagaimana bentuk, seperti apa orang itu, bukan fisik tapi citra. Bukan jelek atau tampan, tapi Good or Bad-nya orang itu. Good bisa berarti dua, Good dalam berakting di depan kamerakah (munafik) atau individu itu benar benar seorang Good person yang bisa memberikan aura kebaikan asli kepada masyarakat. Bad bisa berarti dua juga, Bad di depan publik kah (ambigu, orang ini tidak diketahui buruk atau tidaknya, masyarakat yang lain), atau benar benar Bad person, seorang bajingan asli,
Aku akan menceritakan sebuah cerita tentang hidupku, saat aku masih menjabat di reporter TV swasta dan mari kita mulai Reality shownya.
Oh ya aku lupa, cerita ini juga merupakan sebuah citra seseorang, dengan katagori BAD.

I see trees of green, red roses too. 
I see them bloom, for me and you. 
And I think to myself,
what a wonderful world.

Itu adalah suara alarm HPku, Louis Armstrong-What a Wonderful world dengan volume 4 (cukup keras). Suara kerasnya yang membangunkanku, liriknya yang memberiku hidup baru setiap hari, dan itu membuatku terus bersyukur. Syukurilah dunia bila kau ingin terus mendapatkan limpahan-Nya. Itu saranku. Jam 5 pagi, kuhabiskan dengan mandi, Sholat, makan, berganti pakaian tugas dan berangkat. Kulakukan dengan cepat (termasuk Sholat) karena aku harus masuk kantor tepat jam 7. Ini ibukota, semua orang tahu kita harus berangkat 1 jam sebelum jadwal kita masuk kerja maupun kantor. Traffic, bukan menjadi masalah, tapi sudah menjadi kebudayaan disini.
Masuk kantor dengan rambut pendek rapiku, parfum wangiku,dan seragam hitam reporterku. Handphoneku bergetar
“Heeelo” ß sapaan khasku ditelepon
“Ronald, dimana kamu sekarang ? Pekerjaan menanti. lantai dua seperti biasa.” Frosa, atasanku. Ialah yang memberiku informasi mengenai kejadian kejadian aktual terbaru, dia seperti membawa suatu jaringan dunia ditangannya, dia memiliki informasi seperdetik setelah informasi dibuat. He’s the man.
“Yes bos, lebih tepatnya pekerjaan apa yang bersedia  menantiku padahal aku kini sedang berada di Negara Far Far Away ?” Aku melanjutkan perbincangan antara atasan dan bawahan di dalam kantor dimana jarak antara atasan dan bawahan ini, hanyalah beberapa langkah .
“Pekerjaan yang menantimu adalah pekerjaan hidup dan matimu, demi Tuhan Ronald dimana kamu sekarang!.
“Di depanmu bos”. Ia berbalik dari melihat lukisan kantornya yang berbentuk karapan sapi ke hadapku.
“Aku serius Ronald, aku bisa memecatmu bila kau tidak mengambil pekerjaan ini.” ucapnya serius.
“Sorry bos.” Sesalku, kali ini aku sungguh menyesal. Jujur, aku sangat takut kehilangan pekerjaan ini.
“Aku hanya bercanda, tenang saja.” Ia mengatakan hal itu juga dengan wajah yang serius. Oke, itu tidak lucu. “Lagipula, aku tidak mungkin memecatmu. Kau adalah yang terbaik, semua orang tahu itu. Bila aku memecatmu, maka direksi akan memecatku. Bila direksi memecatku, maka kordinasi acara kita akan hancur dan kau tahun bila acara kita hancur ?”
“Aku tidak bisa menonton acara Headline ini lagi setelah aku dipecat ?” balasku, oke sekarang sebenarnya apa pekerjaan kali ini.
“Oke, pekerjaanmu kali ini adalah Revolusi.”
“Revolusi ? maksudmu ?”Aku mulai sedikit bingung
“Sekali lagi Revolusi.”
“sebenarnya apa maksud dari yang kau bicarakan Prosa?”
“Frosa namaku, dengan F bukan P, kau menggunakan P saat mengeja P-E-N-I-S! oke. Sekarang dengarkan aku, pemerintah ingin kita membuat berita palsu.”
“Berita palsu ?”
“Akting, semua tentang akting. Kita tahu bahwa kau sebenarnya mempunyai talenta di dunia itu. Yang perlu kau lakukan adalah, kau akan mewawancarai seorang pria berpakaian kotor di sebuah pulau. Di sebuah pulau adalah pura pura, pria berpakaian kotor adalah asli. Kita akan menggunakan tempat lain, mungkin di sekitar sini, dan pria pakaian kotor kita akan menyewa orang. Tapi kau akan bilang bahwa kau berada di pulai itu. Yang perlu kau lakukan adalah kau akan berkata di seluruh pemirsa di Negara ini bahwa presiden tidak lupa akan kepentingan rakyat rakyat kecil seperti yang dia lakukan terhadap masyarakat di pulau itu.  Lalu tanyakan kepada dia bagaimana tanggapannya tentang presiden, dan hasil bakti sosial yang presiden berikan kepada pulau itu. Hanya itu.”
“Lalu ?”
“Itu saja.”
“Pada intinya adalah berakting betul ?” aku tekankan padanya
“Betul.” Jawab Frosa
“dan akting, adalah kebohongan, dan di kasus ini aku menyebarkan informasi palsu alias bohong betul ?”
“Betul.” ia menjawab
“Kau tahu Fros, kau melanggar kode etik pers! Berapa banyak mereka membayarmu untuk kampanye ini! berapa banyak?!”
“Banyak hingga kita bisa membuat stasiun TV baru kau tahu! Persetan dengan kode etik itu Ron, dunia sudah berubah. Kau akan mendapat seperdelapannya, bagaimana ?”
“ Kau benar benar menjijikkan, kau merendahkan pers fros,merendahkan etika kami..” Ungkapku
“Bila kau tak mau, aku bisa mencari orang lain!.”
“Carilah orang lain, dan gunakan orang lain itu terus.  Karena aku mundur bekerja darimu, aku tidak akan mundur dari pekerjaan ini..” Aku melangkah keluar dari kantornya, tapi sebelum itu
“Hei Pros!aku juga menggunakan F untuk mengeja F-U-C-K.”
Untuk Frosa, ia berkategorikan BAD person, begitu juga untuk sang presiden, membuat kepalsuan di depan publik hanya untuk citra munafiknya.
Frosa belum tahu, bahwa Pers, Berita, dan Informasi adalah sesuatu yang paling beradab sekarang. Kita tak akan bisa hidu tanpa hal ini. Kita tidak bisa menodainya bahkan setitikpun, karena sebuah info bisa berdampak luas bagi nurani seseorang. Sebuah info bisa merubah dunia, sebuah info bisa membuat alkuturasi budaya, dan dalam menyebarkan info itu, kita juga harus menjunjung tinggi etika yang ada karena itu sumpah kita. 
-dipersembahkan untuk "Kebebasan Pers Indonesia" mari kita buat kebebasan pers yang bertanggung jawab sesuai etika jurnalistik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar